Hari Anak Internasional

Hari Anak Internasional




Bermain adalah hal yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan anak-anak. Dengan cara bermainlah anak belajar banyak hal, termasuk merangsang otak dan motoriknya. Karena pentingnya bermain bagi anak, Sebagai orangtua ada baiknya juga ikut terlibat bersama anak sambil  tetap mengawasi. Ada banyak hal-hal menyenangkan yang bisa dilakukan oleh orangtua dengan anak-anaknya di rumah maupun diluar rumah, namun tanpa disadari hal-hal ini mulai luput dari perhatian orangtua. 
Tidak jarang kita temui ada sebagian anak-anak yang lebih cenderung asyik menyendiri dengan Gadget nya ketimbang bermain membaur bersama teman-temannya yang lain. Hal ini bukan hal yang sepele lagi  jika dibiarkan terus-menerus. Stimulasi Gadget yang berlebihan membuat anak cenderung individualis dan masa bodoh dengan lingkungan sekitarnya. Ada banyak dampak negatif yang bisa ditimbulkan akibat stimulasi Gadget berlebihan pada anak  yang berujung pada kecanduan. 

Daripada harus menanggung resiko dari stimulasi Gadget yang berlebihan, ada baiknya jika anak diajarkan untuk lebih sering bermain permainan yang lebih bermanfaat seperti permainan tradisional. Permainan tradisional memiliki banyak manfaat yang baik untuk perkembangan anak karena fisik dan emosi anak terlibat langsung sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhannya. Selain itu mengenalkan Permainan Tradisional pada anak juga bermanfaat untuk mendidik anak-anak agar lebih mencintai budaya dan warisan yang dimiliki agar tidak punah dan hilang terlupakan begitu saja. Seperti contoh Permainan Tradisional dibawah ini yang mulai jarang dimainkan oleh anak-anak

1. Engklek
Permainan yang pertama adalah engklek merupakan permainan tradisional lompat-lompatan pada bidang-bidang datar yang digambar diatas tanah, dengan membuat gambar kotak-kotak kemudian melompat dengan satu kaki dari kotak satu  ke kotak yang berikutya. Permainan ini biasanya dimainkan oleh 2 sampai 5 anak perempuan  dan dilakukan di halaman.

2. Congklak
Permainan yang kedua adalah congklak. Congklak atau dakon yang biasa dimainkan oleh anak perempuan. Congklak terbuat dari bahan kayu atau plastik, terdiri dari 7 lubang yang saling berhadapan, dan 2 lubang besar di setiap sudutnya. Isi congklak disebu biji congklak, bisa diisi dengan biji-bijian, kelereng kecil, atau benda yang berbentuk butiran kecil

3. Egrang 
Egrang adalah permainan yang mungkin hingga sekarang masih ada Namun semakin sedikit peminatnya. Permainan ini biasanya membutuhkan tongkat dan tumpuan kaki yang lebih tinggi dari tanah untuk pengganti tempat berpijak, lalu berjalan dengan tongkat tersebut. Dalam permainan ini tidak ada kalah dan menang, namun pemain biasanya mempetahankan keseimbangannya agar tidak jatuh.

4. Benteng
Permainan tradisional ini dimainkan oleh 8 orang dan diagi dua grup menjadi 4 orang. masimg-masing memiliki markas yang dijadikan tempat kuasanya, biasanyamarkas tersebut berupantiang, pohon, batu, kayu, dan pilar sebagai benteng. Tujuan permainan ini adalah mengambil alih benteng lawan dengan menyentuh markas lawan.Setiap orang memiliki tugas masing-masing, ada yang menjadi penjaga, mata-mata, pengganggu benteng lawan, dna penyelinap markas lawan. Aturan mainnya, pemain yang pertama  menyentuh markas lawan itulah yang menjadi tim pemenang.

5. Gobak Sodor
Permainan tradisional selanjutnya tebilang rumit, karena membutuhkan 6-10 orang dan dibagi menjadi dua tim untuk menjadi tim penyerang dan tim penjaga. Tim penjaga akan menjaga akan menjaga di setiap garis kotak. Biasanya tim penyerang akan melewati satu persatu tim penjaga hingga ia melewati garis finish dengan syarat tim penyerang tidak boleh tersentuh oleh penjaga. Jika tersentuh maka ia dinyatakan   gagal.

Demikian yang disebutkan diatas hanyalah sebagian dari banyaknya permainan tradisional yang jarang dimainkan lagi khususnya oleh anak-anak. 
Semoga tulisan kali ini bisa bermanfaat dan bisa lebih menyadarkan kita semua untuk lebih peduli dan menghargai sekitar bahwa apa yang sudah ditinggalkan harusnya kita jaga  sebaik mungkin agar kita tidak kehilangan begitu saja dan menyesal di kemudian hari. 
Untuk itu peran orang tua juga penting dalam hal ini. Mulailah sejak dini mengajarkan dan menanamkan nilai kecintaan terhadap budaya  sendiri pada anak lewat hal-hal yang sederhana.

Comments