Tri Suci Waisak 2018

Tri Suci Waisak 2018



Perayaan hari waisak tentu bukanlah sebuah ritual semata bagi umat Buddha, hal ini menjadi  sebuh ritual penyambutan dan juga kedatangan hari kelahiran jiwa yang baru. Nah, terkait perayaan Hari Waisak ini, ada tiga tahap penting dalam kehidupan Buddha yang diperingati dalam perayaan tersebut, yakni tahap kelahiran, tahap pencerahan, dan juga kematian,atau yang biasa disebut Tri Suci Waisak. Perayaan ini biasanya dilakukan pada saat puncak bulan purnama pertama di bulan Mei setiap tahunnya. Hari Waisak  dirayakan dengan berbagai tradisi yang unik di berbagai negara di dunia, Salah satunya di Indonesia.
Ada banyak rangkaian acara yang digelar dalam memperingati Tri Suci Waisak, secara garis besar semua kegiatan tersebut bisa di kelompokkan dalam tiga bagian, yakni

  • Prosesi pengambilan air berkat dari mata air Jumprit di Kabupaten Temanggung, serta penyalaan obor yang dilakukan dengan menggunakan sumber api abadi di Mrapen, Kabupaten Grobogan
  • Ritual "Pindapatta" , yaitu sebuah ritual yang diberikan secara khusu kepada masyarakat (Umat) Buddha untuk berbuat kebajikan, di mana mereka diberi kesempatan untuk memberikan makanan kepada bara Bikkhu dan Bikshu
  • "Samadhi" yang dilakukan pada detik-detik menjelang puncak bulan purnama. Dalam Buddha, penghitungan puncak purnama ini dilakukan berdasarkan perhitungan falak, sehingga bisa saja puncak purnama jatuh pada siang hari dan bukan malam hari. Pada malam puncak perayaan Waisak, biasanya semua acara akan diadaka di Candi Boobudur, dimana umat Buddha berkumpul menyalakan lilin dan memasukkannya ke dalam lentera. Lentera-lentera ini kemudian akan diterbangkan ke udara secara bersama-sama, sehingga akan terlihat sangat indah di langit malam yang gelap. Meski tidak terdapat makna khusus di dalam pelepasan lentera ini, namun ha;l tersebut telah menjadi sebuah tradisi perayaan Waisak yang dilakukan oleh umat Buddha di Indonesia.
Selain melepaskan lentera ke langit malam, di beberapa wilayah Indonesia juga ada tradisi melepaskan burung ke udara. Dimana kegiatan ini sebagai perayaan untuk menyambut hari dan juha keberuntungan yang baru di dalam hidup umat Buddha.
Setiap perayaan patut untuk diapresiasi sebagai bagian dari budaya dan tradisi bangsa ini. Meskipun kita sendiri bukan umat Buddha, turut merayakan dan juga merasakan makna perayaan itu sendiri bisa meberi kita rasa toleransi dan kebersamaan terhadap saudara-saudara kita yang merayakannya.
Semoga semua makhluk hidup selamanya dalam kebahagiaan dan bebas dari segala kebencian dan permusuhan. Selamat Hari Tri Suci Waisak 2018

Comments