Selamat Hari Hutan Internasional, Apa Kabar Hutan Indonesia?

      Negara Indonesia merupakan negara dengan iklim tropis yang mana terdapat banyak sekali beberapa jenis Flora dan Fauna yang tumbuh didalamnya. Hutan merupakan tempat dimana Flora dan Fauna tersebut berkembang biak agar tetap melestarikan spesiesnya di dunia ini. Hutan Indonesia sering disebut sebagai paru-paru dunia yang keberadaannya sangat berpengaruh bagi kelangsungan kehidupan manusia. Flora dan fauna perlu di kembangbiakan agar tidak punah termakan oleh jaman. 


          Sering kita jumpai slogan “Hutan Indonesia sebagai paru-paru dunia” pasti tak asing bagi telinga kita mendengar hal tersebut. Akan tetapi, bagaimana kondisi paru-paru dunia saat ini? Apakah masih seperti dulu atau tergusur oleh jaman?
            Menurut data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) luas hutan pada tahun 2018 adalah 125.922.474 hektare. Hal tersebut mengalami penyusutan dari tahun 2015 yaitu sekitar 128 juta hektare. Data Kementrian Kehutanan menyebutksn sedikitnya 1,1 juta hektare atau 2% dari hutan indonesia menyusust setiap tahunnya. Sangat miris jika kita mendengar hal tersebut, hutan Indonesia semakin lama akan menyusut oleh seiring datangnya waktu. Lantas, apa yang kita wariskan untuk anak cucu kelak di kemudian hari? Hari ini kita memerlukan oksigen (O2), Esok kita juga membutuhkan Oksigen (O2) untuk bernapas, begitupun dengan anak cucu yang juga membutuhkan oksigen (O2) untuk bernapas. Kebutuhan Oksigen (O2) nyatanya sangat dibutuhkan oleh semua orang.
Hutan bukan hanya tempat dimana Flora dan Fauna dapat melagsungkan kehidupannya ataupun melanjutkan spesiesnya. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2014 ada 2.307 desa didalam hutan Indonesia dan 19.247 desa disekitar hutan Indonesia. Dari data tersebut dapat dibuktikan bahwa manusia yang tinggal di dalam ataupun di sekitar hutan hidupnya sangat bergantung pada alam. Mereka memanfaatkan hutan bukan hanya untuk sumber makanan, tetapi untuk sumber penghasilan dan sumber kebutuhan sehari-hari. Masyarakat sekitar hutan ataupun masyarakat yang tinggal didalam hutan mencari mata pencahariannya melalui hutan wisata. Menurut laporan Bapan Pusat Statistik mengenai wisata pada tahun 2015 ada 0,17 persen rumah tangga sekitar kawasan hutan Indonesia memanfaatkan hutan wisata sebagai sumber mata pencaharian mereka.
Penyusutan lahan hutan di Indonesia banyak dipicu oleh beberpa faktor, misalnya  penebangan kayu secara liar, pengalihan lahan hutan ke lahan industri, serta pembakaran hutan. Hal tersebut sangat merugikan bukan hanya diri sendiri, tetapi merugikan orang lain dan anak cucu kita kelak. Beberapa bencana alam sering kita jumpai ketika kita tidak menjaga alam dengan baik, seperti banjir, tanah longsor, polusi udara, serta suhu bumi semakin meningkat merupakan panggilan untuk hati nurani kita untuk lebih menyayangi alam. Oleh karena itu, “Tangan Diatas Lebih Baik Daripada Tangan Dibawah” dan “Sedia Payung Sebelum Hujan” adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan untuk saat ini. Bukan hanya merawat hutan untuk kepentingan alam saat ini, tetapi juga menanam pohon untuk keselamatan kehidupan dimasa mendatang.
            Tanggal 17 Maret diperingati sebagai Hari Hutan Internasional, dengan adanya hari ini kita sebagai manusia pelindung hutan diharapkan dapat melestarikan hutan agar terjaga Flora, Fauna, serta agar bermanfaat bagi manusia sekitarnya. Selamat Hari Hutan Internasional

Comments