Adab buang air ketika di Gunung

Adab buang air ketika di Gunung



Berikut etika yang harus dipegang teguh pendaki saat hendak buang air besar (BAB):

1. Jauhi jalur pendakian
Jalur pendakian bukan tempat untuk mengeluarkan feses. Jika sengaja dilakukan di jalur pendakian maka akan mengganggu pendaki lain yang melewati jalan tersebut. Selain bau yang menjijikkan, tampilan yang tidak sedap dipandang mata tentu bikin pendaki lain yang melintas akan kebinggungan mencari rute lain.

2. Jauhi camping ground
Carilah lokasi yang agak jauh dan terhindar dari orang yang lalu lalang dan jika kamu takut keluar sendirian ajaklah teman untuk menemanimu mencari lokasi yang cocok.

3. Jauhi sumber air
Sumber air memang tempat yang ideal untuk BAB, namun sumber air juga dimanfaatkan untuk kepentingan hidup orang banyak. Oleh karena itu pilihlah lokasi lain yang agak jauh agar tidak mencemari kondisi air.

4. Manfaatkan WC darurat (jika ada)
Beberapa gunung di Indonesia sudah menyediakan WC darurat di beberapa titik. Kamu dapat memanfaatkannya jika memerlukannya. 

5. Carilah lokasi yang aman dan nyaman
Lokasi yang nyaman adalah diantara semak-semak yang rimbun, jauh dari jalur pendakian, jauh dari sumber air, dan bukan jalur migrasi hewan liar serta bukan di lereng yang miring.

6. Bikin lubang penampungan yang dalam
Lubang ini diperlukan untuk menampung feses, bikinlah yang cukup dalam. Kamu dapat menggunakan parang, sekop kecil atau ranting pohon. Galilah sesuai perkiraanmu, supaya dapat tertimbun dengan sempurna. Pastikan bongkahan itu masuk tepat ke dalam lubang tanpa tercecer sedikitpun.

7. Bawalah tisu basah
Karena kondisi air di gunung biasanya sangat susah didapat, sebaiknya sebelum BAB sediakan tisu basah untuk membasuh kotoran yang ada.

8. Kubur kembali 
Jangan lupa etika terakhir BAB yaitu timbun kembali feses dari hasil BAB kamu agar aman, tidak mengotori alam dan mengundang hewan liar untuk datang.

Comments